1. Mengenal Sepatu
Sepatu adalah perlengkapan bagian tubuh yang berfungsi untuk melindungi telapak kaki dari panas, benda tajam, dan kotoran. Sepatu juga merupakan bagian dari fashion. Jenis sepatu ada ratusan jumlahnya, yang terbagi atas fungsi, model, bahan, ukuran, asal wilayah, dan sebagainya. Misalnya sepatu kantor, sepatu boot, sepatu ket, snicker, sepatu olah raga, sepatu pesta, sepatu kulit, sepatu hak tinggi dan ratusan lainnya. Secara umum, bagian-bagian sepatu (konstruksi sepatu) terbagi atas dua bagian, yaitu upper dan bottom. Pada bagian bottom (bawah) biasanya berbahan karet atau kayu, sementara atasnya ada yang terbuat dari kain, kulit, bahan imitasi atau serat sintesis lainnya. Model sepatu wanita mempunyai puluhan bentuk, misalnya flat shoes, sling sandals, ballet, pump, flat slingback, wedges toe, dan sebagainya. Begitu juga sepatu untuk kaum pria, terdapat aneka variannya, meskipun tidak sebanyak sepatu untuk wanita, misalnya sepatu boot, sport, casual, dan lain-lain.
2. Alat dan Bahan untuk Membuat Sepatu
Dalam menentukan jensi bahan dan alat yang digunakan pada usaha rumahan pembuatan sepatu, sepenuhnya tergantung pada jenis sepatu yang ingin diproduksi. Berikut disajikan contoh pembuatan sepatu untuk pria:
Bahan-bahan pembuatan sepatu : kulit, sol luar, spon ati, paper tape, texon, vinil, benang jahit, kain lapis, amplas, kertas manila, dan lem sintetis/fox.
Bahan-bahan pembuatan sepatu : kulit, sol luar, spon ati, paper tape, texon, vinil, benang jahit, kain lapis, amplas, kertas manila, dan lem sintetis/fox.
Alat-alat yang dibutuhkan untuk produksi sepatu antara lain: gunting, palu, acuan, tang (catoet), tinta perak, pisau cutter, mesin amplas, kaki tiga, uncek, dan pensil alat tulis.
Proses pembuatan sepatu terdiri dari dua bagian yaitu pembuatan bagian upper dan bottom. Proses pembuatan upper (atasan sepatu) terdiri dari kegiatan pembuatan pola (desain), membuat pola dengan bahan (pecah pola, menggunting pola), proses penyesetan (skiving) bahan kulit dengan memakai mesin seset atau pisau seset manual, proses pelipatan atau folding, menjahit komponen-komponen yang akan disatukan, merakit kulit dengan lapisan kain, dan terakhir adalah finishing upper (menghilangkan sisa lem, benang yang keluar, dsb). Pada proses pembuatan bagian bottom terdiri dari: pembuatan pola insole, memotong texon dan spon ati, menempel insole pada acuan, pengopenan atau lasting dengan mesin, tahap pengkasaran, pemasangan sol luar, dan penyatuan upper dan bottom dengan memakai lem, dan terakhir adalah tahap penyempurnaan (pembersihan sisa lem, penyemiran, pemsangan label, dsb).
3. Gambaran Modal dan Omzetnya
Modal yang diperlukan untuk terjun ke dalam industri kecil ini bervariasi besarannya. Beberapa produsen sepatu mencoba membuka usaha kecil-kecilan ini dengan modal di bawah 5 juta rupiah, yang digunakan untuk membeli peralatan dan mesin serta bahan-bahannya. Sementara ada diantaranya yang memulai usahanya dengan modal awal di atas 30juta rupiah, sehingga mampu memproduksi dengan kapasitas lebih banyak. Menurut beberapa pengusaha sepatu, keuntungan yang diperoleh berkisar 20%-40% dari omzet yang terjual.
4. Kiat Sukses Menggeluti Usaha Ini
Dalam bidang usaha ini memang penuh kompetisi bisnis yang ketat. Banyak produk sepatu import yang membanjiri pasar lokal. Untuk menyiasati itu, para pengusaha kecil biasanya memakai promosi usaha lewat jejaring sosial, membuat model yang unik, bersedia menerima pesanan khusus dari seorang pelanggan, atau juga yang berkreasi dengan membuat sepatu lukis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar